Siang itu sekitar jam 11.30, kapal turbo jet ferry yang gue
tumpangin tiba di Macau. Hanya sekitar 1 jam perjalanan lewat laut dari Hong
Kong ke Macau. Gue lantas menuju bagian imigrasi. Cukup panjang antrian siang
itu, setelah urusan imigrasi selesai gue keluar dari bagian terminal kedatangan.
Gue melihat kondisi sekitar dari Terminal ferry tersebut. Tidak terlalu besar
ternyata, gue berusaha mencari bagian Tourism Information. Gue ingat karena
diberitahu oleh bapak penjaga hostel gue di Hong Kong kalau sudah keluar dari
Imigrasi segera belok ke kanan, karena ada Tourism Information. Ternyata benar
ada, gue langsung masuk dan mengambil peta dari Macau City. Sumpah tidak ada
kata yang bisa menggambarkan kebingungan gue saat itu, list hostel yang sudah
gue prepare tidak memiliki alamat yang jelas, dan di peta gue tidak menemukan
nama jalan dari alamat hostel yang gue punya. Apalagi gue bingung karena Macau
terdiri dari 2 pulau, yaitu Macau Island dan Taipa Island. Akhirnya gue
memutuskan buat menanyakan ke petugas yang ada disitu. Mereka menandakan bagian
peta letak hostel dan memberitahukan nomor bus yang bisa gue gunakan untuk
menuju hostel.
Gue pun keluar dari Terminal Ferry, cukup kaget pas berada
di luar. Walaupun mataharinya cukup terik dan cerah ternyata suhunya dingin
banget. Apalagi anginnya lumayan kencang jadi bikin tambah dingin. Gue mencoba
mencari dimana halte bus untuk menuju ke pusat kota, setelah ketemu ternyata
baru tahu kalau buat naik bus kalau gue tidak mempunyai kartu semacam octopus
card yang ada di Hong Kong gue harus menggunakan uang pas dan harus uang logam.
Sebenarnya gue punya uang logam HKD, tapi ternyata mereka tidak terima kalau
uang logam HKD. Harus mata uang macau, yaitu Pataca. Tapi anehnya di macau ini
uang HKD pun berlaku sebagai alat pembayaran. Gue akhirnya mencoba buat membeli
sesuatu supaya dapat sekalian menukarkan uang. Gue akhirnya membeli kopi di
kalengan buat mengganjal perut. Setelah urusan uang beres dan gue sudah berada
di bus menuju pusat kota. Selama perjalanan gue melihat suasana di sekitar
macau island. Kesan pertama macau tidak terlalu padat dan ramai. Banyak sekali
tempat bermain casino dimana-mana. Jalannya rapih, dan banyak sekali bangunan-bangunan
khas portugis yang membuat gue merasa ada di Las Vegas plus eropa.
Dalam perjalanan gue sempet kebingungan lagi, karena gue
tidak tahu harus turun dimana. Akhirnya gue bertanya ke salah satu penumpang di
bus. Dan dia memberitahu kalau halte yang menjadi tujuan gue tinggal beberapa
perhentian. Setelah gue turun, disini dimulailah petualangan absurd gue dalam
pencarian hostel. Saat itu gue bener-bener gak ngerti dimana letak hostelnya.
Peta sama tempat aslinya gak sesuai, dan bingungnya lagi nama jalan hostel yang
gue dapat dari website ternyata di peta gak tercantum. Akhirnya gue berani
bertanya ke beberapa orang, dan jujur gue dibikin kayak bola ping pong,
bolak-balik di tempat yang sama hanya karena mungkin informasi yang dikasih
salah atau memang gue yang bener-bener stuck. Parahnya lagi, orang sana gak
tahu nama jalan dalam bahasa portugis, karena kebetulan memang nama jalan di
Macau semua pakai bahasa portugis. Tapi mereka ngerti kalau nama jalannya
ditulis dalam tulisan cina yang mungkin bahasa macau. Aneh banget kan. Akhirnya
gue ketemu seorang pemuda setempat, gue mau menanyakan lokasi hostel yang gue
maksud. Karena gue pikir kalau tanya ke anak muda mereka lebih paham. Ternyata
sama saja pada bingung sendiri, tapi pemuda ini baik dan mau mengeluarkan
iphone nya. Dia coba search di google, dan mencoba telepon ke hostel yang
menjadi tujuan gue. Setelah di telepon ternyata hostel yang gue maksud sudah
penuh. Pemuda itu lalu memberi saran buat pergi ke salah satu hostel. Gue pun
langsung pergi ke hostel yang dikasih tahu pemuda itu. Gue langsung masuk ke
hostel tersebut, kaget awalnya, karena di lobby hostel kenapa banyak cewek
cantik dengan dandanan menor dan baju seksi. Gue cuek saja masuk dan langsung
ke resepsionis. Ternyata hostelnya full. pas gue mau keluar cewek-cewek tadi
semacam ngegodain gue tapi dengan bahasa macau. Baru sadar kayaknya gue salah
masuk hostel. Gue masuk di hostel ecek-ecek (hotel melati), sialan!
Tidak lama kemudian saat gue sudah bingung gak tahu harus
kemana, pas lagi di jalan gue lihat seorang cowok bule lagi pegang buku lonely
planet dan peta yang kelihatannya dia lagi berusaha buat cari sesuatu. Akhirnya
gue samperin cowok itu, gue tanya ke dia apakah dia lagi cari hostel. Dan
ternyata benar, dia kebingungan cari hostel yang ingin dia tuju. Akhirnya gue
ajak dia buat cari hostel bareng, kebetulan dia sendirian juga. Cowok yang
ternyata berasal dari jerman ini namanya Jan. dia mahasiswa ekonomi berumur 24
tahun yang sekarang lagi stay di Bangkok buat program student exchange. Dia lagi
liburan dengan tujuan macau, hong kong, sama Filipina. Sepanjang perjalanan
cari hostel banyak hal yang kita obrolin. Lalu secara gak sengaja kita sepakat
buat pergi ke St. Paul Church dulu, sebuah peninggalan gereja katolik kuno khas
portugis di macau. Karena kebetulan kita lewat situ, mampir sebentar buat ambil
foto dan lihat-lihat sebentar. Lalu kita melanjutkan lagi pencarian hostel.
Kita berdua sudah kelelahan dan hampir nyerah karena belum menemukan hostel
juga. Ternyata baru tahu kalau di macau lagi ada 2 event besar, yaitu Grand
Prix Macau sama UFC. Tidak heran semua hostel penuh, dan kebetulan itu weekend.
Singkat cerita, akhirnya kita menemukan sebuah hostel. Bukan hostel buat
backpacker. Ini hostel lumayan lengkap fasilitasnya. Kita sepakat buat stay
sekamar karena sudah tidak ada pilihan. Rate per malam lumayan mahal, akhirnya
si Jan nego sama pemilik hostel dengan memohon untuk memberikan harga spesial
karena kita masih mahasiswa. Cukup lama sih tawar menawarnya. Dan Alhamdulillah
kita dapat juga kamar dengan double bed plus fasilitas lengkap hanya dengan
harga 350 ribuan. Bahagia rasanya sore itu ketemu kasur, tapi karena kita
berdua kelaparan karena sama-sama belum makan dari pagi, kita sepakat buat cari
makan. Si jan yang pasti pengen makan makanan lokal, dan seperti biasa gue
tidak bisa buat ikutan makan. You know lah ya! Akhirnya gue temenin si Jan
makan duluan, pilhan kita di sebuah kedai dekat hostel. Jan memilih menu Wonton
Noodle buat menu makannya. Seperti biasa gue cuma bisa ngeliatin dia makan dan
sempet ditawarin buat mencicipi tapi gue gak bisa makan. Setelah selesai makan,
entah kenapa lapar gue jadi hilang. Gue memutuskan buat kembaii ke hostel dulu
saja buat istirahat, biar gue makan sekalian entar malam. Kita berdua akhirnya
baring-baring di kamar sambil banyak ngobrol dan nonton tv sampai jam 7 malam.
Sehabis mandi dan bersih-bersih, agenda utama kita malam itu
yaitu main di casino. Jan waktu itu karena memang niat mau main casino sampai
dia bawa sepatu pantopel dan celanan bahan beserta kemeja, karena dia pikir
kalau masuk ke casino di macau harus rapih. Gue sih memang tidak prepare banget
sampai kepikiran buat bawa gituan segala, karena mikirnya kalau tidak bisa
masuk ya sudah. Sebelum main casino jan menyuruh gue buat makan malam dulu,
karena dia tahu gue belum makan apapun. Akhirnya kita cari Mcd terdekat, dan
dapat di senado square. Malam itu jan mentraktir gue untuk minum beer juga,
karena dia pengen ngerasain beer lokal dan kebetulan malam itu memang dingin.
Gue sebenarnya gak sempet cobain beer yang sudah dibeli sama si Jan. gue bilang
perut gue kayaknya aneh kalau belum terlalu penuh sama makanan dan tiba-tiba
langsung minum beer. Akhirnya si jan ngerti dan dia habisin 2 botol beer malam
itu.
Setelah makan malam dan duduk-duduk sebentar di senado
square kita melanjutkan buat keliling melihat suasana malam di Macau. Suasana
malam di Macau cukup gemerlap, maklum banyak sekali casino mewah di sana. Jadi
setiap malam lampu-lampu dari gedung casino tersebut berlomba-lomba memberikan
atraksi yang keren.
Setelah puas berkeliling kita langsung pergi ke Grand Lisboa
Casino, salah satu tempat casino terkenal di Macau dan menjadi icon dari kota
macau juga. Sempat grogi sih karena kepikiran takut diusir, seperti yang si Jan
bilang mengenai dresscode, tapi ternyata kita bebas-bebas saja buat masuk. Dan
gue sempat kaget pas lihat suasana di dalam, tidak seglamour yang dibayangkan,
gue pikir di dalam gue bakal lihat wanita-wanita cantik pakai gaun, yang
menemani para lelaki berjudi yang menggunakan taxedo (ketahuan banget ya gue
korban film, hahaha!) tapi ternyata di dalam mau tua muda remaja cewek cowok
ada semua. Ternyata di macau main di Casino adalah suatu menjadi hal yang
normal dan itu semacam life style. Dan gokilnya di dalam gue ketemu sama 2
mbak-mbak TKW yang lagi judi casino. Cadas banget! Jan akhirnya hanya berjanji
ngehabisisn 200 HKD atau dua ratus ribuan saja sebagai modal awal. Kalau kalah,
harus berhenti. Dan belum sampai setengah jam 200 HKD itu akhirnya melayang
begitu saja secepat kilat. Hahahaha! Setelah puas main di casino kita keluar
dan keliliing lagi buat lihat-lihat dan foto-foto. Sekitar jam 11 malam karena
sudah kelelahan kita kembali ke hostel dan beristirahat.
Keesokan harinya sekitar jam 10 kita sudah siap dan bergegas
buat check out, karena rencananya hari itu si Jan mau langsung ke Hong Kong.
Sementara gue akan masih menunggu sampai malam buat flight gue ke Kuala Lumpur.
Sebelum pisah kita sempet breakfast bareng di Mcd sambil ngemil egg tart yang
kita beli di senado square, kue khas macau ini enak banget. Nyesel kemarin gak
sempat beli banyak. Setelah breakfast dan ngobrol dan tuker-tukeran email dan
facebook akhirnya kita pisah. Si Jan langsung pergi ke terminal ferry buat ke
Hong Kong. Sementara gue kembali jadi solo traveler. Agenda gue hari itu yaitu
mau pergi ke The Venetian yang letaknya di pulau lain, yaitu Taipa Island. Di
Taipa ini tidak terlalu berbeda dengan macau island, tapi disini banyak mall
dan hotel-hotel mewah. Gue menggunakan bus untuk pergi ke Taipa Island. Pas bus
berhenti di depan The Venetian gue takjub sama bangunannya yang luar biasa
megah dari luar, dan dengan desain arsitektur khas eropa. The Venetian itu
adalah gabungan dari hotel, mall, dan tempat casino. Gak kebayang dong itu
tempat besarnya kayak apa. Apalagi konsep mall di The Venetian ini mirip venice
yang ada di Italia. Lengkap dengan sungai buatan dan gondola seperti yang ada
di venice. Jujur pas masuk gue lumayan sempet bengong karena ini tempat luar
biasa indah. Arsitekturnya bener-bener bikin berasa lagi ada di eropa, tempat
casinonya cukup luas. Yang lebih buat tercengang itu mallnya, mall dengan
konsep kota venice ini bener-bener gede. Gue sampai pegel sendiri karena capek
keliling mall nya doang. Banyak orang Italia yang didatangkan langsung buat
jadi pengemudi gondola. Kita bisa lihat dan dengar para pengemudi ini nyanyi
dengan suara seriosa untuk menghibur penumpangnya. Pokoknya bener-bener berasa
lagi di Venice. Selain itu di The Venetian ternyata lagi ada Exhibition
Titanic. Jadi lagi ada pameran tentang titanic. Ada barang-barang yang berasal
dari kapal titanic dipamerin, selain itu ada studio yang di dalamnya didesain
mirip ruangan-ruangan yang ada di Kapal Titanic dan kita bisa foto disana,
keren pokoknya.
Hari sudah mulai petang, gue memutuskan buat langsung bergegas
ke airport. Kebetulan The venetian ini menyediakan bus gratis buat mengantarkan
pengunjungnya buat yang ke/dari airport. Sampai di airport gue masih harus
menunggu lagi karena pesawat gue dijadwalkan akan berangkat jam 10 malam. Tidak
terlalu banyak yang bisa dilakukan di airport, airportnya tidak terlalu besar,
mirip seperti airport di Saigon Vietnam. Yang bikin seram dari airport ini
yaitu runwaynya. Jadi runway pesawat di bandara ini ada di atas jembatan dan
dibawahnya lautan, mirip kayak dermaga. Jadi serem kalau misalnya salah
mendarat bisa langsung nyebur pasti pesawatnya. Gak terasa akhirnya pesawat gue
boarding. Akhirnya gue meninggalkan macau buat melanjutkan perjalanan ke Kuala
Lumpur. Mudah-mudahan someday gue bisa balik ke Macau lagi, Amin!