Dulu waktu gue kecil, sering banget pergi ikut nyokap bokap kemana-mana. Mulai dari pergi acara keluarga, acara ngumpul-ngumpul temen nyokap bokap, sampai acara kantor bokap. Kalau ketemu orang gue inget banget, pasti om dan tante itu gak jarang terkadang sering nanya mau kuliah apa? dengan polosnya gue cuma bilang "pengen jadi Dokter". Dan terkadang bahkan sering diselipkan dengan kalimat "Kalo sudah jadi mahasiswa jangan suka ikut-ikutan demo ya". Gue yang saat itu masih kecil, sepertinya terlalu sulit memahami dan gak ngerti maksud dari kalimat itu. Gue hanya merespon dengan senyuman, atau anggukan kecil.
Seiring perkembangan waktu dan usia, gak jarang juga gue sering liat di TV mengenai aksi masa unjuk rasa atau demo di depan kantor-kantor pemerintahan. Sekali lagi gue tetep datar, tidak ada pemikiran apa pun mengenai aksi tersebut. Ya sekali lagi mungkin karena gue masih kecil dan belum terlalu kritis akan hal itu. Yang ada di pikiran gue hanya mereka itu mahasiswa, sudah besar, sudah dewasa. Belum sampe berpikir seperti, kenapa mereka melakukan itu? apa tujuannya?
Akhirnya tiba lah saya di suatu titik atau masa dimana saya disebut sebagai Mahasiswa. Mahasiswa yang konon katanya merupakan fase yang sangat kritis, karena dia berada pada fase terakhir atau paling tinggi pada sistem pendidikan formal di Indonesia. Mahasiswa yang konon sering dijadikan objek penilaian atau nilai ukur bagaimana kualitas generasi bangsa yang akan datang. Maka muncullah suatu pemahaman dan kesadaran terhadap fungsi mahasiswa pada diri gue, yaitu peran mahasiswa secara moral harus bisa kritis akan apa saja yang terjadi di kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kehidupan mahasiswa yang gue alami sampai detik sekarang gue sudah berada di tingkat akhir masa perkuliahan kalau bisa dibilang biasa saja. Tidak ada sesuatu yang spesial. Frekuensi aktivitas mahasiswa yang katanya lumrah dan wajib seperti berunjuk rasa dan berdemonstrasi jarang gue lakukan, bahkan tidak pernah.
Saat gue sedang menulis entri ini, 27 maret 2012 konon sedang terjadi aksi masa demonstrasi secara besar-besaran yang terjadi di seluruh belahan kota di Indonesia. Aksi masa yang dilakukan kebanyakan oleh mahasiswa dan segala elemen masyarakat bertujuan sebagai aksi protes terhadap kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakuan pemerintah yang akan diterapkan 1 April mendatang.
Jujur gue sangat salut dan bangga terhadap teman-teman mahasiswa yang masih dan mau peduli dan peka terhadap segala issu yang berkembang saat ini. Mau mengorbankan waktunya untuk hal-hal yang saya pikir kalau sebenarnya dikatakan tidak penting, seperti demo dan meneriakan orasi-orasi. Mungkin terlalu naif atau ada rasa bersalah pada diri saya, dimana sementara kawan-kawan mahasiswa di luar sana sedang melakukan aksi mahasiswa yang konon katanya untuk kepentingan orang banyak dan gambaran mahasiswa sebagai kontrol sosial dan pengawas keberjalanan pemerintahan tapi justru saya asik dengan kepentingan saya sendiri.
Perlu diingatkan lagi, saya pun sudah menjadi mahasiswa. Saya pun mempunyai pemikiran dan pendapat terhadap issu yang sekarang berkembang. Saya diam bukan berarti saya apatis, saya diam karena saya tidak tahu menahu apa sebab dari naiknya harga BBM. Loh! mungkin anda yang membaca ini beranggapan bahwa kok saya terkesan tidak mau tahu. Sekali lagi, saya tidak mempunyai pengetahuan cukup untuk mengerti alasan pemerintah menaikan harga BBM. Karena jujur saya tidak mempunyai basic ilmu mengenai hal tersebut. Mungkin yang membaca ini berpikir dalam hati, kenapa kamu tidak mencari tahu saja kalo begitu? bukankah sudah menjadi hak atau kewajiban kita? Iya, makanya saat ini saya ingin mempertanyakan kembali, apakah teman-teman mahasiswa saat ini yang sangat aktif dan lantang menyerukan "Penurunan BBM" itu sudah mengerti dan paham betul dengan keputusan pemerintah tersebut? apakah mereka sudah mempunyai cukup data yang menunjukan bahwasanya pemerintah tidak bekerja dengan becus terkait masalah kenaikan harga BBM tersebut? Jangan-jangan mereka melakukan demo hanya karena pencitraan? atau bahkan ada pihak penguasa yang membacking aksi mereka? Ntahlah.
Lagi pula di era seperti ini, cara berdemonstrasi sudah tidak efektif saya rasa. Demonstrasi yang sering terjadi saat ini justru sering salah alamat. Kadang tidak sedikit yang berujung anarkis. Demonstrasi yang selalu disebut-sebut untuk kepentingan orang banyak tapi ujung-ujungnya menyusahkan orang banyak juga.
Oleh karena itu, mahasiswa adalah kaum intelektual. Yang saya harapkan buat temen-temen yang sedang lantang melakukan aksi demonstrasi, itu karena mereka yang memang betul-betul paham apa yang terjadi saat ini, mereka yang sangat paham dimana kesalahan yang dilakukan pemerintah, dan yang paling penting mereka yang tau solusi apa yang mungkin bisa mereka berikan kepada pemerintah.
Saat ini sudah era moderenisasi. Sudah tidak jamannya kita sebagai mahasiswa hanya menggunakan sekedar otot untuk menghadapi kebijakan pemerintah yang terkadang tidak manusiawi. Alangkah baiknya kita menggunakan cara cerdas dengan menghasilkan berbagai solusi untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan persoalan yang berkembang, bukan hanya bisanya untuk mengkambing hitamkan berbagai pihak.
Perlu diingatkan lagi, saya pun sudah menjadi mahasiswa. Saya pun mempunyai pemikiran dan pendapat terhadap issu yang sekarang berkembang. Saya diam bukan berarti saya apatis, saya diam karena saya tidak tahu menahu apa sebab dari naiknya harga BBM. Loh! mungkin anda yang membaca ini beranggapan bahwa kok saya terkesan tidak mau tahu. Sekali lagi, saya tidak mempunyai pengetahuan cukup untuk mengerti alasan pemerintah menaikan harga BBM. Karena jujur saya tidak mempunyai basic ilmu mengenai hal tersebut. Mungkin yang membaca ini berpikir dalam hati, kenapa kamu tidak mencari tahu saja kalo begitu? bukankah sudah menjadi hak atau kewajiban kita? Iya, makanya saat ini saya ingin mempertanyakan kembali, apakah teman-teman mahasiswa saat ini yang sangat aktif dan lantang menyerukan "Penurunan BBM" itu sudah mengerti dan paham betul dengan keputusan pemerintah tersebut? apakah mereka sudah mempunyai cukup data yang menunjukan bahwasanya pemerintah tidak bekerja dengan becus terkait masalah kenaikan harga BBM tersebut? Jangan-jangan mereka melakukan demo hanya karena pencitraan? atau bahkan ada pihak penguasa yang membacking aksi mereka? Ntahlah.
Lagi pula di era seperti ini, cara berdemonstrasi sudah tidak efektif saya rasa. Demonstrasi yang sering terjadi saat ini justru sering salah alamat. Kadang tidak sedikit yang berujung anarkis. Demonstrasi yang selalu disebut-sebut untuk kepentingan orang banyak tapi ujung-ujungnya menyusahkan orang banyak juga.
Oleh karena itu, mahasiswa adalah kaum intelektual. Yang saya harapkan buat temen-temen yang sedang lantang melakukan aksi demonstrasi, itu karena mereka yang memang betul-betul paham apa yang terjadi saat ini, mereka yang sangat paham dimana kesalahan yang dilakukan pemerintah, dan yang paling penting mereka yang tau solusi apa yang mungkin bisa mereka berikan kepada pemerintah.
Saat ini sudah era moderenisasi. Sudah tidak jamannya kita sebagai mahasiswa hanya menggunakan sekedar otot untuk menghadapi kebijakan pemerintah yang terkadang tidak manusiawi. Alangkah baiknya kita menggunakan cara cerdas dengan menghasilkan berbagai solusi untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan persoalan yang berkembang, bukan hanya bisanya untuk mengkambing hitamkan berbagai pihak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar